KISTA VAGINA
A. Pendahuluan
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling
sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang
berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun
bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan.
Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan
tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif
mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan
penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu
non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya
akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik
umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah
vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina,
antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan
kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini,
kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Kista berupa penumpukan cairan menggelembung berisi udara. Ada macam-macam kista tapi
yang paling sering ditemukan adalah kista gartner atau duktus muller. Bentuknya
seperti gelembung air atau bisul. Kista di vagina bisa mempersempit lubang
vagina yang akhirnya akan menghambat persalinan. Bahkan jika bentuknya besar,
bisa menghalangi hubungan intim dan akibatnya malah tak bisa hamil.
Karenanya, jika ibu menemukan kista di vaginanya, harus segera
dioperasi agar bisa hamil. Bila setelah hamil dijumpai ada kista, harus
dilakukan operasi ketika usia kehamilan masih muda, sekitar 3-4 bulan. Jika
sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.
B. Hubungannya Dengan Janin
Kista yang besar bisa menimbulkan kelainan letak janin dalam
kandungan, atau menghalangi turunnya kepala di jalan lahir pada waktu
persalinan. Oleh karena itu bila ditemukan kista permanen yang besar, maka
perlu tindakan pembedahan pada kehamilan sekitar 18 minggu. Bila kista yang
besar tersebut tidak menghalangi jalan lahir atau tidak menimbulkan gejala
sakit, operasi dapat dilakukan 3 bulan setelah ibu melahirkan. Jadi, tindakan
yang diambil dokter sangat ditentukan oleh jenis kista, ukuran dan letaknya di
jalan lahir serta keluhan dari ibu hamil itu sendiri.
C. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi yang
sederhana dari epitel germinal sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan
kista yang luas terjadi pembentukan papil-papil kearah dalam tumor kistik.
D. Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya;
- Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
- Zat tambahan pada makanan
- Kurang olah raga
- Merokok dan konsumsi alcohol
- Terpapar denga polusi dan agen infeksius
- Sering stress
2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia
tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen,
yaitu gen pemicu kanker.
Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum
ditemukan secara pasti, tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa
individu yang mempunyai riwayat heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih
tinggi dari pada yang tidak mempunyai riwayat tumor.
Mengenai terjadinya Kista ada dua teori. Disebabkan oleh
karena perkembangan yang tidak sempurna pada akhir Stadium Glastomer. Tumor ini
berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.
E. Tindakan
Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:
1.
Dengan mengangkat kista melalui
operasi. Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga kini belum memberikan hasil
yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan kista tidak menjamin kista tidak
akan tumbuh kembali nantinya. Selama seorang wanita masih memproduksi sel
telur, maka potensi untuk tumbuh kista akan tetap ada.
Namun, dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran
kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ reproduksinya merupakan langkah
awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2.
Mengatasi Kista dengan
Laparoskopi. Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang
dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10
milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk
memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam
rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan
bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga teknik operasi minimal invansif
(Minimal Invansive Surgery). Namun,
teknik ini tetap memiliki resiko bagi pasien, terutama karena saat melakukan
operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam rongga perut
sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut,
antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk
ke dalam pem- buluh darah.
F. Tanda dan Gejala
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak
menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan
tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa :
- Gangguan haid
- Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
- Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
- Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
- Arites
- Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
- Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
- Gangguan buang air besar dan kecil.
- Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Deteksi dini
Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena
letak ovarium berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar.
Biasanya kanker ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya
sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista,
maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda
kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy) untuk memastikan kista tersebut
jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparskopi, melalui lubang kecil di
perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan
darah.
H. PENATALAKSANAAN
Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi
yang kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki
stadium lanjut baru di lakukan kemoterapi atau radiasi.
1.
Pengkajian.
Pengkajian umum kista:
·
Ada tidaknya
keluhan nyeri diperut bagian bawah?
·
Ada tidaknya
gangguan BAB dan BA?
·
Ada tidaknya
asites?
·
Ada tidaknya perut
membuncit?
·
Ada tidaknya
gangguan nafsu makan?
·
Ada tidaknya
kembung?
·
Ada tidaknya sesak
nafas?
Pengkajian diagnostic kista:
·
USG : Ada tidaknya benjolan berdiameter > 5 cm
·
CT Scan: Ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan.
2. Nursing Care Plan
Diagnosa yang muncul
·
Gangguan harga diri berhubungan
dengan masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai anak, perubahan feminimitas
dan efek hubungan seksual.
·
Disfungsi seksual, resiko
tinggi terhadap kemungkinan pola respon seksual, contoh ketidaknyamanan / nyeri
vagina.
·
Eliminasi urinarius,
perubahan/retensi berhubungan dengan adanya edema pada jaringan local.
·
Nyeri berhubungan dengan prases
penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen
Jika diagnosa yang diambil adalah nyeri berhubungan
dengan proses penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen
maka :
Tujuan :
Klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan/nyeri
berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
·
Klien mengatakan nyeri
hilang/berkurang .
·
Ekspresi wajah rileks
·
Klien dapat menggambarkan
keadaan nyeri minimal atau tidak ada.
·
Klien mampu melakukan teknik
relaksasi dan distraksi saat nyeri timbul.
·
Tanda-tanda vital dalam batas
normal.
Intervensi :
1.
Identifikasi karakteristik
nyeri dan tindakan penghilang nyeri
R : informasi memberikan data
dasar untuk evaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.
2.
Berikan tindakan kenyamanan
dasar (reposisi, gosok punggung), hiburan dan lingkungan.
R : meningkatkan relaksasi dan
membantu pasien fokus kembali ke perhatian
3.
Ajarkan teknik relaksasi
R : partisipasi pasien secara
aktifdan meningkatkan rasa kontrol
4.
Kembangkan rencana manajemen
nyeri antara pasien dan dokter
R : mengembangkan kesempatan kontrol
nyeri
5.
Berikan analgesic sesuai resep.
R : mengurangi nyeri
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kista
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080215212636AAxrdgB
http://jovandc.multiply.com/journal/item/21
http://kandunganbedah.blogspot.com/2008/08/askep-kista-ovarii.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar