Halaman

Kamis, 10 Mei 2012

KTI emesis gravidarum

Pendidikan, Pengetahuan, dan Pekerjaan ibu hamil  trimester I tentang emesis gravidarum

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Angka Kematian Maternal dan Neonatal dinegara merupakan masalah yang komplek dan berkepanjangan. Bahkan sampai saat ini masalah tersebut belum teratasi. (Saefudin, 2006)
Angka kematian neonatal di dunia adalah 54/1.000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49/1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006 AKB di Afrika sebesar 94/1.000, Mediterania Timur 62/1.000, Asia Tenggara 52/1.000, Pasifik Barat 20/1.000, Amerika 18/1.000 dan Eropa 14/1.000 kelahiran hidup. (World Health Organization, 2009)
Angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih cukup tinggi, pada tahun 2010 AKI di indonesia adalah 226/100.000 kelahiran hidup dan AKB 34/1.000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan AKI dan AKB tersebut memerlukan waktu dan upaya. Suatu upaya yang dianggap efektif oleh para pakar adalah menyediakan pelayanan obstetri mungkin kepada ibu hamil dan memastikan bahwa pelayanan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat dan dengan melakukan dan pelayanan kehamilan yang baik atau sering disebut pelayanan antenatal bermutu (Survei Demografi dan kesehatan Indonesia, 2010).
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan antenatal care terhadap ibu hamil dengan memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dengan cara ini AKI dan AKB akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak. (Denise Tiran, 2006 )
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB. Kehamilan dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu triwulan I (0-12 mg), triwulan II (12-28mg) dan triwulan III (28-40 mg). Dalam 3 triwulan tersebut terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh ibu (Sarwono, 2002).
Wanita telah menekankan bahwa bagian dari kepuasan mereka pada asuhan di awal kehamilan adalah berkaitan dengan persepsi mereka bahwa professional tenaga kesehatan memepercayai rasa sakit yang mereka derita, bukan mengabaikan ataupun menganggap mereka bertingkah berlebihan. Seperti halnya nyeri mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien dan jika gejala tersebut menyebabkan stress pada wanita, ia berhak diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi gejala tersebut. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stress psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis (Munch, 2000).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam Emesis Gravidarum dapat diatasi dengan bangun pagi secara bertahap mulai dari duduk ditempa tidur, jalan sebentar kemudian minum teh hangat. Bila tidak tahan boleh diberikan obat anti muntah yang berjumlah banyak. Hati – hati dalam memilih obat penenang yang seharusnya tidak mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam uterus melalui KIE dan penyuluhan. (UNFPA, 2006)
Berdasarkan data Dinkes Prov. Sumsel cakupan ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum pada trimester I naik dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar 49,7 % dari jumlah ibu hamil yang berjumlah 139.230 ibu hamil,2009 naik menjadi 52,4 % dari jumlah 141.395 ibu hamil dan tahun 2010 naik menjadi 53,24 % dari 142.240 ibu hamil.
Berdasarkan data Dinkes cakupan ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum pada trimester I juga naik dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar 51,3 % dari jumlah 13.475 ibu hamil tahun, 2009 naik menjadi 53,2 % dari jumlah 13.490 ibu hamil dan tahun 2010 naik menjadi 56,4 % dari jumlah 13.538 ibu hamil.
Berdasarkan data Puskesmas cakupan ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum pada trimester I juga naik dari tahun ke tahun, pada tahun 2006 sebesar 50,6 % dari jumlah 256 ibu hamil tahun 2008 naik menjadi 52,2 % dari jumlah 258 ibu hamil dan tahun 2009 naik menjadi 55,8 % dari ibu jumlah 264 ibu hamil.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di klinik kebidanan Muara Enim, didapatkan data ibu hamil tanpa memandang usia kehamilan tiap bulan nya mencapai 45 ibu hamil, Dari 45 ibu hamil tiap bulan diantaranya mengalami emesis gravidarum. Berdasarkan data yang didapat banyak nya ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum rata – rata berpendidikan rendah dan banyak dari mereka tidak mengetahui tentang emesis gravidarum, serta pekerjaan ibu yang terlalu sibuk menyebabkan kurang informasi mengenai cara penatalaksanaan emesis gravidarum, maupun hal-hal yang harus dihindari saat emesis gravidarum, masih banyak ibu hamil menganggap emesis gravidarum hal yang biasa.
Adapun faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum pada ibu hamil antara lain : pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Lingkungan, Pekerjaan, (Notoadmodjo,2005).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai "Gambaran pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu hamil Trimester I tentang emesis gravidarum di klinik kebidanan Kabupaten Muara Enim Tahun 2012.
1.2    Rumusan Masalah
Bagaimanakah pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum di klinikkebidanan Muara Enim tahun 2012.
1.3    Tujuan Penelitian
         1.3.1    Tujuan Umum
            Untuk mengetahui gambaran pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan  ibu hamil tentang emesis gravidarum di klinik kebidanan Kabupaten Muara Enim tahun 2012.
1.3.2        Tujuan Khusus
a.                   Diketahuinya gambaran pendidikan ibu hamil Trimester I tentang emesis gravidarum di klinik kebidanan Kabupaten Muara Enim tahun 2012
b.                  Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum di klinik kebidanan  Kabupaten Muara Enim tahun 2012.
c.                   Diketahuinya gambaran pekerjaan ibu hamil trimester 1 tentang emesis gravidarum di klinik kebidanan Kabupaten Muara Enim Tahun 2012.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Ibu Hamil
Hasil penelitian Dapat menambah pengetahuan pada ibu hamil tentang tanda tanda, gejala dan penatalaksanan emesis gravidarum serta bisa langsung mengatasi emisis gravidarum
1.4.2  Bagi klinik kebidanan
         Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran  di kebidanan muara enim
1.4.3  Bagi Insitusi Pendidikan Akademi kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perpustakaan khususnya mengenai tanda-tanda.,gejala dan penatalaksanan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di kebidanan  Kabupaten Muara Enim.
1.4.4  Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang tanda-tanda.,gejala dan penatalaksanan Emesis Gravidarum pada ibu hamil pada trimester I yang merupakan penerapan dari ilmu yang diperoleh selama proses pembelajaran sehingga menanamkan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.

1.5        Ruang Lingkup Penelitian
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi  emesis gravidarum pada ibu hamil antara lain : pendidikan, pengetahuan, sikap, lingkungan, pekerjaan. (Notoadmodjo,2005). Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga sehingga penelitian ini hanya meneliti 3 variabel pendidikan, pengetahuan, dan pekerjaan ibu hamil trimester I tentang emesis gravidarum di klinik kebidanan Kabupaten.Muara.Enim.Tahun.2012


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1   Pengertian Kehamilan
Kehamilan terjadi jika sel telur wanita dibuahi oleh sel telur pria. Peristiwa ini disebut pembuahan. Hasil pembuahan ini juga berkembang menjadi kehamilan, lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu dibagi ke dalam 3 triwulan. (Sarwono, 2006).
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004).
Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir (Hanifa, 2000).

2.1.2  Etiologi Kehamilan
Suatu Kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.
(Mochtar, 2001)

2.1.3             Tanda-tanda kehamilan
a.             Amenorrhoea
b.            Perubahan pada payudara
c.             Mual dan muntah-muntah
d.            Sering kencing
e.             Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil
f.             Perubahan fisik
g.            Perubahan psikologis
(Sarwono, 2006).
a. Tanda-tanda mungkin
1. Tanda hegar
2. Tanda piskasek
3. Tanda chadwick
4. Tanda braxton-hicks
5. Suhu basal
(Mochtar, 2001)
b.Tanda-tanda Pasti
1. Terdengar DJJ (Mulai Uk 18-20 minggu).
2. Teraba bagian-bagian anak saat dipalpasi.
3. Terasa pergerakan anak (mulai terasa pada Uk 18-20 minggu).
4. Pemeriksaan USG.
(Mochtar, 2001)
2.1.4 Perubahan Yang Terjadi Saat Kehamilan
          Pada masa kehamilan, banyak perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh ibu hamil. Perubahan-perubahan ini antara lain:
1. Perubahan kulit
Pada kulit terlihat adanya hyperpigmentatie, ialah athnya kelebihan pigmen pada tempat-tempat tertentu. Perubahan pada kulit ini tidak selalu sama pada setiap wanita hamil, ada yang sebagian saja dan ada pub yang semua pada tempat tersebut.
2. Perubahan pada kelenjar
Yang kelihatan ialah kelenjar tiroid yang menjadi besar, jadi leher wanita itu bentuknya seperti leher pria. Perubahan ini tidak terdapat path setiap wanita hamil.
3. Perubàhan pada mammae (buah dada)
Perubahan ini pasti terdapat pada sermua wanita hamil karena bersama-sama dengan kehamilan mammae menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok yang nantinya akan diberikan kepada bayi setelah lahir. Perubahan ini meliputi sebagai berikut:
a. Mammae membesar, tegang dan sakit.
b. Vena dibawah kulit mammae membesar dan kelihatan jelas.
c. Hiperpigmentasi pada areola mammae.
d. Kelenjar Montgomerry yang tenletak dalam areola mammae membesar dan     terlihat dari luar.

4. Perubahan perut
Perut akan kelihatan makin lama makin besar. Biasanya dari umur kehamilan 4 bulan membesarnya perut belum kelihatan. Setelah itu mulai kelihatan membesar, lebih-lebih setelah kehainilan umur 5 bülan kelihatan cepat sekali menjadi besar.
5. Perubahan alat kelamin luar
Pada alat kelamin luar ini terlihat kebiruan disebabkan adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti disebabkan karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju ke uterus banyak sekali, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Pembuluh darah dan alat kelamin luar adalah cabang dari uterus, jadi jika pembuluh darah uterus mengalami kongesti maka pembuluh darah alat kelamin luar pun mengalami kongesti pula. Tanda ini disebut tanda Chadwick.
6. Perubahan pada tungkai
Perubahan pada tungkai ini adalah timbulnya varices pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua sering oedema pada salah satu tungkai. Oedema ini disebabkan karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis, sebelah kanan atau sebelah kiri.
7. Sikap ibu path waktu kehamilan agak tua.
Sikapnya menjadi lordose yang disebabkan oleh adanya perubahan bentuk pada tulang belakang (vertebrae) dimana tulang belakang tersebut menyesuaikan diri dengan keseimbangan badan yang berhubungan dengan keadaan uterus yang membesar (Kristanti, 2001).

2.1.5    Keluhan Yang Sering Dirasakan Oleh Ibu Hamil
Mengingat adanya perubahan secara fisiologis, ibu hamil akan merasakan ketidak nyamanan baik fisik maupun psikis. Menurut Kushartanti (2004), ketidak nyamanan fisik tersebut berupa keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain:
a.   Mudah terengah-engah
Keluhan ini terutama dirasakan apabila uterus telah membesar sehingga mendesak sekat rongga dada (diafragma) dan mengganggu ekspansi paru. Keadaan ini diperberat oleh meningkatnya kebutuhan oksigen pada ibu hamil.
b.   Mudah lelah
Keluhan ini dipicu oleh. meningkatnya kebutuhan aliran darah yang kurang dibanding dengan ketersediaan darah. Volume darah ibu hamil meningkat sampai 30-50%, dan frekuensi denyut jantung meningkat hingga 20%.
c.     Mual dan muntah
Keluhan ini disebabkan oleh adanya perubahan aktivitas hormon yang menurunkan peristaltik usus dan tertumpahnya asam lambung keujung atas lambung. Penurunan peristaltik usus ini juga akan memperlambat proses pencernaan dan mengakibatkan sembelit.
d.   Nyeri punggung dan pinggang
Keluhan ini disebabkan oleh adanya perubahan postur tubuh dimana bentuk tulang belakang cenderung melengkung kedepan (lordose). lengkungan ini disebabkan oleh membesarnya perut. Disamping itu, keluhan ini juga dipicu oleh adanya hormon relaksin yang mengendurkan persendian dipunggung bagian bawah dan panggul.
f.       Nyeri panggul
Keluhan ini disebabkan oleh semakin membesarnya uterus sehingga menekan panggul. Keadaan ini semakin diperberat dengan mengendurnya persendian dipanggul dan meregangnya otot-otot panggul.
g.      Tidak bisa tidur
       Keluhan ini biasanya terjadi pada akhir kehamilan, karena pada saat itu terjadi penumpukan berbagai keluhan. Keluhan tersebut misalnya, susah bernafas dan nyeri punggung. (Sarwono, 2006)

2.1.6        Emesis Gravidarum
            Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil (Kamus Kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea).
            Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari  Jones, 2002).
Universitas Liverpool menganalisis 56 kasus yang sudah diteliti sebelumnya di 21 negara, dan hasil ini dimuat oleh Jurnal Biologi Royal Society di Inggris. Rasa mual biasanya dialami wanita hamil di pagi hari selama tiga bula pertama dan terjadi pada sekitar 80% kehamilan. Selama ini, kondisi mual dan muntah ini diduga sebagai akibat dari perubahan hormon pada saat kandungan berusia mudah. Namun, penelitian terbaru ini mengatakan rasa mual mungkin memiliki dampak yang positif seperti mengurangi risiko keguguran kandungan.
(Maulana, 2008 )
Pola mual dan muntah di antara 260 wanita hamil dijelaskan dalam sebuah studi yang dilakukan pada 2000 wanita hamil. Kendati gejala mual dan muntah mulai muncul rata-rata pada minggu ke 8,2 kehamilan, 75 % wanita melaporkan mual sejak minggu konsepsi yang rata-rata berlangsung 34 hari (rentangnya, 1-114 hari), Tingkat keparahan mencapai puncak pada minggu ke-11. (Sinclair, 2009 )
            Gejala yang mengganggu ini biasanya muncul sekitar 6 minggu setelah mulainya periode menstruasi terakhir dan biasanya menghilang sepontan 6 hingga 12 minggu kemudian (Cunningham & Gant, 2001).
Dalam survey yang dilakukan oleh Denise Tiran (2006), walaupun praktik tradisional berupa menyampaikan informasi kepada wanita bahwa mual atau muntah saat kehamilan biasanya mereda atau meningkat pada akhir trimester pertama, hanya 27% yang melaporkan hilangnya gejala pada minggu ke-12, meskipun sebagian besar mengalami lebih baik pad minggu ke-22 kehamilan.
   William Smellie (2003) mengatakan bahwa keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.


2.1.7      Penyebab Emesis Gravidarum
   Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum (Wiknjosastro, 2004).
   Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu kehamilan selanjutnya (Nail, 2006)
                  Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu  banyak makanan tidak sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menemukan sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si ibu. Sebaiknya, makanan berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual.
    Denise Tiran ( 2006 ), menyatakan bahwa mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG.
   Dapue, (2000) menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.

2.1.8      Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
a.       Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
a.             Nafsu makan berkurang
b.            Mudah lelah
c.             Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya. (Nail, 2006).

2.1.9       Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
    Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya gangguan pada kehamilan.
     Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2004).
     Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan  terjadinya kekurangan zat gizi. Wanita hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse serta obat-obatan untuk mengobati mual (Glade. B. Curtis, 2003)

2.1.10  Tanda-tanda dehidrasi :
a.          Berat badan menurun
b          Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)
c.         Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)
d.         Mata cekung
f.          Elastisitas kulit menghilang
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya.
Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan (Nail, 2006).
            Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. (Maulana, 2008 )

2.1.11    Penatalaksaan Emesis Gravidarum
a.             Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.
b.            Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.
c.             Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
d.            Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan.
e.             Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
f.             Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.
(  Maulana, 2008 )


2.1.12    Hal-hal Yang Harus Dihindari
a)                  Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna.
b)                  Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
c)                  Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual
d)                 Hindari menyikat gigi begitu selesai makan
Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
e)                  Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.
Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.
f)                   Hindari mengenakan pakaian yang ketat.
Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual.
            (Nail, 2006)

2.2          Fakor – faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum yang diteliti
2.2.1  Pendidikan
           Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. ( wikipedia, 2009 )
          Tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek sosial yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar ( Notoatmodjo, 2008 ).
          Pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik kesehatan yang memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu sehingga menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang merugikan kesehatan ( Notoatmodjo, 2008 ).
          Menurut notoadmodjo 2008, kategori pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu :
    1.          Tinggi, jika berpendidikan SMA
    2.          Rendah, jika berpendidikn SMP
          Tujuan pendidikan kesehatan kesehatan haruslah ditunjukan pada upaya merubah dan melatih kebiasaan untuk menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal  ( WHO,2004)
            Berdasarkan penelitian ajeng rahayu (2008) tentang emesis gravidarun di desa karang raja OKI, dari 65 responden didapatkan bahwa 39 responden berpendidikan tinggi (60%) serta reponden yang berpendidikan rendah sebanyak 26 orang (35,4%)

2.2.2  Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,  2003). (Menurut Notoatmodjo, 2003) pengetahuan pada dasarnya terjadi dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain. Seperti dikutip oleh Notoatmodjo, 2003), bila seseorang dapat menjawab pertanyaan mengenai bidang tertentu dengan cara lisan atau tulisan, maka dikatakan mengetahui bidang tertentu pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk tertibnya tindakan seseorang (Guest Behavior) dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa yang didasari oleh pengetahuan akan lebih sering langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo, 2003. Mengemukakan 6 tingkatan pengetahuan sebagai berikut:

a.  Tahu (Know)
Tahu artinya sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk diantaranya adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang telah dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b.   Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan mated tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c.   Aplikasi (Application)
 Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai penggunaan atau aplikasi hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dalam situasi yang lain.
d.   Analisis (Analysis)
 Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e.    Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-formula yang ada.
d.      Evaluasi (Evaluation)
      Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
Hasil Ukur kategori pengetahuan menurut Triyosi (2009) yaitu :
1.     Baik    : Berjumlah 24 orang (44,4 %)
.2.  Buruk : Berjumlah 30 orang (55,6%)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Triyosi ( 2009 ) di Poskesdes ujanmas lama Kecamatan ujanmas Kabupaten Muara Enim, dari 54 responden didapatkan yang mempunyai pengetahuan baik tentang emesis gravidarum sebanyak 24 orang (44,4 %) lebih sedikit jumlah dari pada yang memilii pengetahuan kurang tentang emesis gravidarum yaitu 30 orang (55,6 %).

2.2.3    Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk dijadikan pokok penghidupan, pekerjaan akan memberikan pengetahuan tersendiri kedalam kehidupan masyarakat dan dapat dikategorikan atas bekerja atau tidak bekerja.( Departemen kesehatan dan kebudayaan, 2000 )
Apabila ibu bekerja akan menyita banyak waktu dalam pekerjaan sehingga menjadi lalai, hal tersebut akan berpengaruh pada kehamilan, seperti kurangnya perhatian terhadap kehamilan dan dapat berdampak pada kehamilannya seperti emesis gravidarum hal yang dianggap biasa – biasa saja. Dan sebaliknya dengan waktu yang tersedia maka ibu akan mempunyai banyak waktu untuk memeriksakan kehamilannya serta dapat mengetahui informasi tentang emesis gravidarum.
Hasil penelitian irna (2008) tentang emesis gravidarum di seberang ulu Palembang dari 65 responden didapatkan hasil ibu yang bekerja sebanyak 36 orang (55,4%), sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 29 orang (44,6%).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar