Halaman

Sabtu, 09 Maret 2013

PeRkeNaLaN...


 
 ni muka awal - awal aq belum kuliah alias tamat SMA ( sekolah Menengah Atas ) gitu.... aq asli Muara Enim ,Palembang Sumatra selatan, aq kelahiran tahun 1990 waktu itu aq SMA nya di SMA N No.3 itu dulunya SMA 3 Tapi sekarang SMA nya berubah jadi SMA N no.2 muara enim hhhe bisa gitu ya hebat
kan....

  
Lanjut ni ini foto2 aq awalnya masuk AKADEMI KEBIDANAN PEMKAB MUARA ENIM angkatan 09 yang sangat2 aq banggain liat aja muka pada culun2nya,,awalnya sih g betah secara Banyaknya peraturan hhhe maklum g suka diatur,,,tapi sekarang sih aq malah kangen dengan asrama tercinta ku,,,,di kampuz biru itu la aq jadi tahu ilmu kebidanan....

 ni di tingkat 1 aq ikut kegiatan Gerak jalan,,,hmm tu pemimpinnya g bisa liat kamera dikit fose dehh hhhaa kebiasaan ni klo anak asrama befoto slalu fose tu liat tmen2 yg lain wlw pun g liat kamera tpi senyum2 :) oiya gerak jalan itu pake paksa2an lo wktu pemilihan nya cZ aq orangnya males banget ikut2an kegiatan kampus ini ni awal mula nama ku buming hhhah kayak artis aja....
ni foto udah agak2 gaul dikit lahh hhhaha PD nya...ni tingkat 2 semester 4 hmmm ini muka blum terkontaminasi dengan tugas2 yang meenumpuk cz di tingkat 2 ini rada2 nyantailah,,,

 
 ini kegiatan KARTINI CUP ,aq orangnya pemalu bgt waktu di tunjuk ma tmen2 kelas untuk ikut ajang kartini cup bukan main aq g mau banget....banyangin aja selama ada acara kartini di kampus mana mau aq nonggolin muka hanya untuk sekedar nontonin kk tingkat,temen2,n adk2 tingkat lomba kerjaan aq dikamar aj,,,,,jdi aq g tw apa yg dilakukan mereka dlm lomba kartini itu...liat aja sandal yg aq pake pnya temen aq hak nya paling rendah 3 cm maklum g bisa pake hak tinggi,,,,tpi alhamdulillah ni berkat dukungan tmen kamar,wali kelas n tmen2 diklas aq dapt juara 1 dari 5 besar ...dan aq pun dpt pengalaman n mulai membiasakan diri pake sandal hak tinggi hhhe :)

  
ini foto aq di tingkat 3 permisa hhha aq yg paling ujung pegang buku kopetensi itu buku tebel bgt kayak pembawa acara aj,,ini foto diambil waktu PKL di bandung di RS.H,,,n Sa..kin bandung,,,,nakalnya lg PKL malah narsis foto2 pasiennya kemana y ... :) di RS ini bnyak bngt pengalaman acungan jempol deh bwt RS ini....ini mah salah 1 foto PKL..banyak bgt foto2 PKL dimana2 tpi klo aq letakin semua y g ada habis2nya maksudnya g habis2 narsisnya  hhe :)

  
Dan ini ni foto terakhir aq di asrama,,ini foto aq wisuda ni kado terindah dari kedua orang tua ku D3 kebidanan AM.Keb hhhe nambah dikit ni nama ku jdi Defia Anggreana, AM. Keb sombongnya gpp y dikit :) 
ya dah deh perkenalannya makasih y udah sempetin waktunya membaca...
pepatah bilangkan tak kenal maka tak sayang,,,, 

 keep the spirit for the midwife - midwifery Indonesia

gambar

 

Furosemid


Komposisi :
  • Tablet 20 mg, 40 mg, 80 mg
  • Solusi oral: 10 mg / ml, 40 mg / 5 ml.
  • Injeksi: 10 mg / ml
Indikasi:
  • Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.
  • Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat antihipertensi.
  • Asites
  • Hiperkaliemia
  • Keracunan

Kontraindikasi:
  • Defisiensi elektrolit
  • Anuria
  • Koma hepatik kehamilan muda
  • Hipokalemia
  • Terapi bersama litium
  • Ibu menyusui: furosemide disekresi dalam ASI. Ibu menyusui harus menghindari menyusui saat mengambil furosemide.

Cara Kerja Obat
Furosemid adalah diuretik kuat (air pil) yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh. Di ginjal, garam (terdiri dari natrium dan klorida), air, dan molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari darah dan masuk ke dalam tubulus ginjal. Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni. Sebagian besar natrium, klorida dan air yang disaring dari darah diserap ke dalam darah sebelum cairan disaring menjadi air kencing dan dihilangkan dari tubuh. Furosemide bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis).

Dosis:
Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam, dan diuresis berlangsung sekitar 6-8 jam. Tindakan awal setelah injeksi adalah lima menit dan durasi diuresis adalah dua jam. Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan natrium, klorida, tubuh air dan mineral lainnya. Oleh karena itu, berhati-hati pengawasan medis yang diperlukan selama perawatan. Furosemide disetujui FDA pada bulan Juli 1982. Cara terbaik adalah untuk mengambil obat ini di awal hari, sebelum 4-6, untuk mencegah harus bangun sepanjang malam untuk buang air kecil.

Dewasa:
  • Dosis awal 20-80 mg oral sebagai dosis tunggal.
  • Dosis yang sama atau peningkatan dosis dapat diberikan 6-8 jam kemudian.
  • Dosis dapat ditingkatkan 20-40 mg setiap 6-8 jam sampai efek yang diinginkan terjadi.
  • Dosis yang efektif dapat diberikan sekali atau dua kali sehari. Beberapa pasien mungkin memerlukan 600 mg setiap hari.

Anak-anak:
  • Dosis oral awal adalah 2 mg / kg.
  • Dosis awal dapat ditingkatkan dengan 1-2 mg / kg setiap 6 jam sampai efek yang diinginkan tercapai.
  • Dosis lebih besar dari 6 mg / kg tidak dianjurkan.
  • Dosis yang dianjurkan untuk mengobati hipertensi adalah 40 mg dua kali sehari.

Efek Samping:
Efek samping yang umum dari furosemide termasuk tekanan darah rendah, dehidrasi dan elektrolit penipisan (misalnya, natrium, kalium). Efek samping yang kurang umum termasuk penyakit kuning, dering di telinga (tinnitus), kepekaan terhadap cahaya (ketakutan dipotret), ruam, pankreatitis, mual, diare, sakit perut, dan pusing. Peningkatan gula darah dan kadar asam urat juga dapat terjadi. Pusing, sakit kepala ringan, sakit kepala, penglihatan kabur, kehilangan nafsu makan, sakit perut, diare, atau konstipasi dapat terjadi karena tubuh menyesuaikan obat.

Kejang otot atau kelemahan, kebingungan, pusing berat, mengantuk, mulut kering yang tidak biasa atau haus, mual atau muntah, cepat / tidak beraturan detak jantung, penurunan yang tidak biasa jumlah urin, pingsan, kejang-kejang. Efek samping yang serius dapat terjadi seperti mati rasa / kesemutan dari lengan / kaki, dering di telinga, gangguan pendengaran, tanda-tanda infeksi (misalnya, demam, sakit tenggorokan persisten), mudah perdarahan atau memar, menguning mata / kulit . Serius reaksi alergi terhadap obat ini tidak mungkin, tetapi segera mencari bantuan medis jika terjadi. Gejala reaksi alergi yang serius termasuk: ruam, gatal, bengkak, pusing berat, sesak napas.

Interaksi obat:
  • Cisapride
  • Ethacrynic asam.
  • Antibiotik aminoglikosida seperti (gentamisin, tobramisin)
  • Amfoterisin B
  • Cholestyramine
  • Sisplatin
  • Colestipol
  • Kortikosteroid (misalnya prednison)
  • Digoxin
  • Lithium
  • Non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs seperti ibuprofen)
  • Sucralfate.

Cara Penyimpanan:
  • Furosemid harus disimpan pada suhu kamar dalam wadah tahan cahaya

DiaRe AkuT

 

Definisi  

Buang air besar (BAB) > 3x dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.

  •  Berlangsung 7 hari, sembuh sendiri.
  • 10% melanjut sampai 10%
  •  Episode diare 4,5 pertahun
  • Kematian karena dehidrasi 
  •   Penyebab tersering pada usia 0-2 tahun : rotavirus
Etiologi
  • Infeksi : Virus, bakteri, parasit
  • Obat-obatan : Antibiotik
  • Alergi  :  Makanan, Protein susu sapi, Protein kedele 
  • Malabsorbsi
  • Defisiensi vit 
Manifestasi klinis 
Anamnesis
  • Frekw, vol, adanya muntah
  • Warna dan konsistensi tinja
  • Lendir dan/atau darah dalam tinja
  • Kurangnya aktifitas,
  • Kapan kencing terakhir, vol urin
  • Rasa haus, rewel, suhu badan
  • Jumlah cairan yg masuk selama diare. 
  • Anak minum ASI/susu formula, apakah anak makan makanan yg tidak biasa. 
  • Apakah ada yg menderita diare disekitarnya 
  • Dari mana sumber air minum 
 
Pemeriksaan fisis  Tanda Utama :
  • Kesadaran
  • Tampak kehausan
  • Turgor kulit abdomen
  • Tanda vital
Tanda tambahan :
  • UUB cekung atau tidak
  • Mata cekung atau tidak
  • Ada atau tidak adanya air mata
  • Bibir, lidah, dan mukosa mulut kering atau tidak
  • Timbang berat badan

                          Tentukan derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi             : kehilangan < 5% BB
Dehidrasi ringan-sedang : kehilangan 5% -10% BB
Dehidrasi berat             : kehilangan > 10% BB
Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% BB )
  • Tanda utama (-), tanda tambahan (-)
  • KU baik, sadar
  • Tanda vital dalam batas normal
  • UUB tidak cekung
  •  Mata tidak cekung
  • Air mata (-)
  • Mukosa mulut dan bibir basah
  • Turgor abdomen baik
  • Akral hangat
  • Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali ada komplikasi lain ( tidak mau minum, muntah terus menerus, diare yg frekwen)
Dehidrasi ringan-sedang (kehilangan cairan 5-10% BB)
  • 2 tanda utama + 2 atau lebih tanda tambahan
  • KU gelisah atau cengeng
  • UUB sedikit cekung
  • Mata sedikit cekung
  • Air mata kurang
  • Mukosa mulut dan bibir sedikit kering
  • Turgor kurang
  • Akral hangat
  • Pasien harus rawat inap
Dehidrasi berat ( Kehilangan cairan > 10% BB )
  • 2 tanda utama + 2 atau lebih tanda tambahan
  • KU lemah, letargi, atau koma
  • UUB sangat cekung
  • Mata sangat cekung
  • Air mata (-)
  • Mukosa mulut dan bibir sangat kering
  • Turgor buruk
  • Akral dingin
  • Pasien harus rawat inap
Pemeriksaan penunjang
Tinja
  • Makroskopis : bau warna, lendir, darah, konsintensi
  • Mikroskopis : ertrosit, lekosit, parasit
  • Biakan dan uji sensitivitas
Tatalaksana
  1. Rehidrasi oral
  2. Pemberian makanan
  3. Medikamentosa
  4. Pencegahan
1. rehidrasi dengan cairan dan elektrolit
  • Per oral : cairan rumah tangga, oralit
  • Infus : RL, ringer asetat, larutan normal saline
Pemberian cairan sesuai dg derajad dehidrasi
Tanpa dehidrasi
  • Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya.
  • Oralit diberikan sesuai umur, seusai BAB atau muntah dengan dosis :
    •  < 1 tahun                   : 50-100 ml
    •  1 – 5 tahun                : 100 – 200 ml
    •  > 5 tahun                   : semaunya
Dehidrasi ringan sedang / tidak berat
  • Oralit 75ml/kg BB dalam 3 jam pertama -->  pemberian cairan sesuai umur.
 
Dehidrasi berat
  • RL atau ringer asetat 100 ml/kg BB, dengan cara pemberian :
    • < 1 tahun :       1 jam  : 30 ml/kgBB 
                                     5 jam berikutnya : 70ml/kgBB
    • > 1 tahun :   ½ jam  : 30ml/kg BB 
                                2 ½ jam berikutnya : 70ml/kgBB
  • Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5ml/kgBB selama proses rehidrasi.
2. Nutrisi
  • Tidak boleh dipuasakan
  • Makanan sedikit-sedikit tapi sering (± 6x sehari), rendah serat, pisang boleh diberikan

3. Medikamentosa
  • Obat anti diare
  • Antibiotik sesuai hasil pemeriksaan penunjang

4. Langkah pencegahan
  • Upayakan ASI tetap diberikan
  • Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
  • Kebersihan lingkungan, BAB di jamban
  • Imunisasi campak
  • Memberikan makanan penyapihan yg benar
  • Penyediaan air minum yg bersih
  • Selalu memasak makanan

CaPToPRiL

Komposisi:
  • Setiap tablet mengandung captopril 12,5 mg.
  • Setiap tablet mengandung captopril 25 mg.
  • Setiap tablet mengandung captopril 50 mg.
Indikasi:
  • Hipertensi
  • Chronic heart failure
  • Miokardial infarction
  • Diabetic nefropathy

Kontra Indikasi:
  • Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum terbukti, bila terjadi kehamilan selama pemakaian obat ini, maka pemberian obat harus dihentikan dengan segera.
  • Harus diberikan dengan hati-hati pada wanita menyusui, pemberian ASI perlu dihentikan karena ditemukan kadar dalam ASI lebih tinggi daripada kadar dalam darah ibu.
  • Penderita yang hipersensitif terhadap captopril atau penghambat ACE lainnya
  • Angioedema (hereditary/idiopathic dengan ace inhibitor)

Cara Kerja Obat:

Captopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem rennin-angiotensin-aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting Enzyme" (ACE), akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal.

Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, captopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia.

Dosis:
Captopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan penderita (individual).
Dewasa:
  • Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari.
  • Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg setiap hari. Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua minggu. Maksimum dosis captopril untuk hipertensi sehari tidak boleh lebih dari 450 mg.
  • Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat.
  • Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita.

Peringatan dan Perhatian:
  • Pemberian pada anak-anak masih belum diketahui keamanannya, sehingga obat ini hanya diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif.
  • Pemakaian pada lanjut usia harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek hipotensif. Hati-hati pemberian pada penderita penyakit ginjal.
  • Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala-gejala angiodema seperti bengkak mulut, mata, bibir, lidah, laring juga sukar menelan, sukar bernafas dan serak.
  • Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen potassium, potassium sparing diuretic dan garam-garam polassium.
  • Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan/kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat menyebabkan kematian fetus atau neonatus.
  • Pada kehamilan trimester ll dan lll dapat menimbulkan gangguan antara lain: hipotensi, hipoplasiatengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversible atau irreversible dan kematian. Juga dapat terjadi oligohidramnios, deformasi kraniofasial, perkembangan paru hipoplasi, kelahiran prematur, perkembangan retardasi-intrauteri, paten duktus arteriosus.
  • Bayi dengan riwayat di mana selama di dalam kandungan ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi, oligouria dan hiperkalemia.

Efek Samping:
Captopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5% penderita dan pada 1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi sindroma nefrotik serta membran glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama pengobatan.

Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek samping ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis) pemberian captopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia.

Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan captopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis captopril atau diuretiknya.

Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan. Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan.
Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan dengan hati-hati.

Interaksi Obat:
  • Alkohol
  • Obat anti inflamasi terutama indometasin.
  • Suplemen potassium atau obat yang mengandung potassium.
  • Obat-obat berefek hipotensi.
Cara penyimpanan:
  • Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.